PENGUGGAH SELERA UNIK DARI KALIMANTAN SELATAN
Di Warung Madina, Banjar Baru, Kalimantan Selatan, tersaji beberapa menu sayur unik bagi pelancong. Sayur buah kalangkala, di antaranya, memiliki rasa asam yang kuat. Sayur ini hanyalah berupa buah kalangkala yang disiram air hangat, diberi bumbu garam, bawang merah, dan bawang putih. Ada juga sayur bunga tigaron. Tigaron dikenal pula dengan nama sempal wadak atau sibaluak. Sayur bunga tigaron terasa asam dan sedikit pahit, membangkitkan nafsu makan. Untuk mengurangi rasa pahitnya, maka bunga tigaron harus direndam selama tiga hari sebelum dimasak.
Kalangkala dan tigaron tumbuh liar di Kalimantan Selatan. Orang suku Banjar di Kalimantan Selatan tak terbiasa memakan buah kalangkala tanpa disayur. Buah kalangkala bisa didapatkan di Pasar Nagara di Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Bila membeli eceran, dengan harga Rp 30 ribu bisa mendapatkan 200 biji. Jika membeli secara grosir, satu plastik kontainer seharga Rp 35 ribu-Rp 45 ribu.
Selain Kalangkala dan tigaron, di pasar tersebut ada juga buah binjai dan hambawang. Bentuknya seperti buang mangga. Kedua buah itu biasanya diiris untuk dicampur dengan sambal. Rasa asam binjai dan hambawang memberi sensasi di lidah bercampur dengan pedasnya sambal. Ada pula buah kecapi yang rasanya kecut sekali. Di Kapuas, Kalimantan Tengah, kecapi disebut sentul. Biasanya diambil dagingnya untuk dibuat rujak.
SIROP KALAMANSI : Pelepas Dahaga Asal Bengkulu.
Banyaknya pohon jeruk kalamansi di Bengkulu ternyata mampu memberikan berkah tersendiri. Dulu, buah jeruk kalamansi belum ada nilai ekonomisnya. Paling buahnya hanya digunakan untuk membersihkan ikan atau membuat sambal. Sampai kemudian di akhir 2001, Emiyati mencoba membuat sirop dari buah jeruk kalamansi.
Kebetulan lembaga pertanian tempat suaminya bekerja memberi pelatihan mengenai pembuatan sirop dari jeruk kalamansi ini. Dari situlah, Emi terpacu memberikan nilai tambah pada buah jeruk ini dan mulai memproduksi sirop. Kendalanya, orang Bengkulu sendiri belum banyak yang mengenal jeruk kalamansi. Belum lagi ketika itu kemasannya yang mirip minyak goreng curah. Emi hanya bermodal Rp 250.000 untuk membeli gula dan jeruk. Awalnya, sekali masak ia hanya membuat dua liter saja. Jelas, itu membuatnya rugi.
Namun, Emi tidak menyerah. Dia merasa yakin jika suatu saat nanti sirop ini pasti bisa disukai, karena rasanya enak. Satu per satu produsen sirop yang mengikuti pelatihan memilih untuk mundur dan menutup usaha. Tapi Emi tetap memilih lanjut, walau ia pernah membuang tiga jeriken sirop,-satu jeriken berisi 35 liter, karena memang tidak laku dan sudah rusak.
Tahun 2004, dengan modal seadanya ditambah uang pinjaman dari keluarga, terbelilah botol plastik untuk menjadi kemasan sirop. Tahun 2010, sirop kalamansi baru booming. Jumlah pesanan terus meningkat sedikit demi sedikit. Emi bahkan juga sempat mengirim ke beberapa daerah di luar Bengkulu. Misalnya, Jakarta, Palembang, Jambi, Lampung, Medan, Bogor, dan lain-lain. Kini, Emi bisa menghasilkan sirop jeruk kalamansi sebanyak 150 liter per minggu.
Sirop jeruk kalamansi buatan Emiyati yang berwarna keemasan seperti madu ini dibuat dari gula pasir asli. Manis dan asam dari jeruk, serta wangi jeruk kalamansi yang kuat memberi kesegaran pada setiap gelasnya. Dalam perkembangan usahanya, selain memproduksi sirop, kini Emiyati juga memproduksi minuman jeruk kalamansi siap minum.
KERIPIK IKAN BALEDANG : Oleh-Oleh Khas Bengkulu Dari Ikan Yang Nyaris Diabaikan.
Tahun 2006, Fadia Salim, mencari sebuah kesibukan yang bisa sekaligus menambah penghasilan keluarga. Kebetulan, warga Bengkulu ini, suaminya bekerja di Jakarta, dan hanya mengirim uang sebulan sekali. Suatu hari, ketika sedang jalan-jalan ke pantai, muncul ide untuk membeli beberapa ikan asin dan kemudian ia kemas menarik untuk dijual lagi dengan merek 'Pelangi'. Fadia kemudian menitipkannya di sentra oleh-oleh, dan ternyata laku keras.
Tanpa membutuhkan waktu lama dan modal besar, usahanya semakin lama semakin besar. Bahkan Fadia mampu menambah produksi dan mempekerjakan warga sekitar rumahnya. Padahal kalau dipikir, Fadia menuturkan, apa yang ia lakukan ketika itu sungguh sederhana. Hanya memberi kemasan menarik, cantik dan rapi, ternyata bisa menambah pemasukan keluarga. Ide itu bisa muncul karena Fadia melihat, ketika itu oleh-oleh Bengkulu hanya itu-itu saja, tidak ada inovasi.
Langah yang diambil perempuan berhijab ini tidak cukup sampai di situ. Fadia lalu melakukan pembinaan kepada nelayan yang memproduksi ikan asin agar dapat menghasilkan ikan asin yang bersih dan higienis. Ia juga melakukan inovasi dengan menjual ikan teri asin tanpa kepala, karena banyak ibu-ibu yang tidak menyukai kepala ikan teri. Ketika ia jual, produk itu pun juga laris. Kalau dulu orang makan ikan teri dalam keadaan utuh, dengan produk ini jadi lebih praktis.
Dari situ Fadia berkenalan dengan ikan yang disebut baledang oleh nelayan setempat. Tak disangka, dari pertemuan itu muncul ide kreasi melahirkan keripik ikan baledang yang kemudian menjadi salah satu oleh-oleh khas Bengkulu. Padahal awalnya oleh para nelayan, ikan baledang yang kecil tidak bernilai ekonomis tinggi hingga dibuang atau diabaikan begitu saja. Harga satu kilogramnya ketika itu hanya Rp 2000. Fadia lantas mencoba menjadikannya peyek atau keripik dan ternyata banyak yang menyukainya sampai sekarang.
KUE TAT - BENGKULU : Oleh-Oleh Khas Perpaduan Pie dan Nastar.
Menurut Titin Masita, seorang pembuat kue Tat di Bengkulu, kue ini awalnya memang hanya memiliki isian nanas. Namun, beberapa tahun belakangan muncul jenis baru yang isiannya diberikan parutan keju. Titin membuat kue ini sejak tahun 2000-an. Ia menceritakan, dulu bila masyarakat Bengkulu ingin mengadakan pesta, kue Tat selalu dihadirkan. Dan Titin selalu diminta untuk bantu membuatkan. Kemudian dari situ ia berpikir untuk membuat usaha pembuatan kue sendiri. Ternyata, adonan yang ia buat hasilnya lebih lembut dibanding yang sudah ada sebelumnya.
Dengan memanfaatkan garasi rumah yang disulap menjadi ruang usaha, kue buatannya lalu semakin dikenal masyarakat. Selain menjual sendiri, Titin juga menitipkan kue buatannya di toko oleh-oleh. Tapi terkadang, kue yang dijual di rumah sudah lebih dulu habis dipesan, sehingga tidak ada sisa untuk dititipkan di toko oleh-oleh. Bila musim libur, terutama hari raya, untuk mendapatkan kue buatan ibu tiga anak dan nenek dua cucu ini, harus memesan terlebih dahulu agar bisa kebagian.
Pada hari biasa, perempuan yang biasa disapa Ita ini membuat sekitar 250 buah kue Tat berbagai ukuran. Sementara bila menjelang hari raya atau musim liburan sekolah, bisa sampai ribuan kue. Khusus untuk hari raya, dua hari menjelang hari raya Ita sudah tidak menerima pesanan lagi. Karena semua proses pembuatan masih dilakukan secara sederhana, selai nanas pun masih dibuat sendiri. Ketersediaan nanas pun menjadi penting, karena menurut Ita, kue tradisional ini harus berisi nanas. Maka, Ita mengaku sangat kerepotan bila sedang tidak musim nanas. Ita selalu mengandalkan buah nanas dari Palembang dan Jambi. Kalau tidak ada buah nanas, terpaksa produksi berhenti.
Ita meyakinkan bahwa produknya tidak menggunakan pengawet, sehingga kue Tat hanya dapat disimpan kurang dari seminggu. Jika tidak habis dimakan, bisa disimpan di lemari es. Menurut pelanggannya, walau disimpan di lemari es, kue ini akan tetap lembut. Mungkin itu yang menjadi salah satu keunggulan produknya. Pelanggan kue Tat buatannya berasal dari berbagai kalangan. Kue buatannya kerap dibeli untuk oleh-oleh keluarga mereka yang ada di luar Bengkulu. Selain ke seluruh Indonesia, ada pula pelanggan yang membawanya ke negara lain seperti Malaysia dan Amerika Serikat.
RUMAH MAKAN PADANG GUCI - BENGKULU : Mencicipi Olahan Unik Gulai Rotan Muda dan Jamur Hutan.
Di Bengkulu, sayur umbut rotan tidak mudah ditemukan. Biasanya hanya ada di desa atau di kampung. Selain sayur umbut rotan, berbagai masakan khas Bengkulu juga dapat ditemukan di rumah makan yang berada di Jalan Danau, Kota Bengkulu ini. Seperti ikan bumbu tempoyak, gulai kikil sapi, ikan asap atau salai, pindang dan gulai ikan gabus, serta liling, bentuknya seperti keong kecil yang hidup liar di sungai. Semua masakan ini dihidangkan di atas meja beserta sambal, nasi putih, dan aneka lalapan, seperti pucuk daun singkong rebus, terong bulat, dan ketimun.
Ada pula masakan ikan menggunakan jamur kukuran. Jenis jamur ini adalah jamur liar yang ditemukan di hutan. Untuk mendapatkannya sangat susah, sehingga harus menyetok dengan dikeringkan terlebih dahulu agar awet disimpan. Sekali masak dibutuhkan 10 kilogram jamur. Rumah makan yang total menghidangkan 25 jenis masakan ini, didirikan oleh Lydia Haryani, sejak 2007. Lydia mengaku, dirinya tidak pernah bermimpi bisa memiliki rumah makan seperti ini. Awalnya, ia membuat rumah makan karena saat itu tidak tahu mau kerja apa. Karena ia bisa masak, maka dengan modal tabungan dan menjual perhiasan, ia membuat rumah makan ini. Semua resep dari orangtuanya ia pelajari.
Setelah dipotong biaya kontrak tempat dan membeli berbagai kebutuhan rumah makan, sisanya Lydia belikan bahan masakan. Saat itu, jumlah masakannya masih sedikit. Tapi ternyata, semakin lama jumlah pelanggannya juga semakin banyak. Bila dulu mengontrak, sekarang anak ke delapan dari sepuluh bersaudara ini, sudah punya tempat sendiri dan memiliki satu cabang.
RUMAH MAKAN R2 - BENGKULU : Sajikan Masakan Khas Bengkulu Yang Menggugah Selera dan Unik.
Buka sekitar pukul 11.00 WIB, seluruh masakan yang disediakan di rumah makan ini selalu habis terjual menjelang pukul 17.00 WIB. Bahkan beberapa makanan tertentu harus dipesan terlebih dahulu jika tidak ingin kehabisan. Menurut Lukman, rumah makan miliknya yang sudah dibuka sejak tahun 2011 ini tidak butuh waktu lama untuk mendapat hati pelanggan. Selain menyediakan makanan yang jarang ditemui di rumah makan lain, semua bahannya juga dibeli, dimasak, dan dihidangkan di hari yang sama. Tidak ada makanan yang dipanaskan untuk kemudian dijual keesokan hari. Jadi, selalu terjaga kesegarannya.
Bersama sang istri, Lukman membuka rumah makan ini karena terpanggil untuk melestarikan warisan kuliner nenek moyangnya. Sebelumnya, ia merasa susah sekali menemukan rumah makan khas Bengkulu yang memiliki cita rasa sesuai dengan lidahnya. Kebetulan, tempat tinggalnya berdekatan dengan rumah pengasingan Bung Karno dan rumah Ibu Fatmawati. Dari situ, Lukman tertantang untuk melengkapi lokasi wisata tersebut dengan makanan khas kota kelahirannya. Bersama sang istri ia mencoba membuka rumah makan, yang ternyata mendapat tanggapan baik. Semakin lama, semakin ramai yang datang ke rumah makannya.
Tidak seperti rumah makan lain, Rumah Makan R2 menghadirkan makanan khas. Tidak saja menggugah selera, bahkan mungkin bagi sebagian orang unik. Misalnya sambal tempoyak yang terbuat dari durian dan sayur rebung yang dimasak dengan bumbu tradisional. Sebagai putra daerah dan lahir dari orangtua yang juga Ketua Adat Bengkulu, resep-resep tradisional masih dipegang Lukman. Meski begitu, tidak semua masakan khas Bengkulu dapat ditemui di tempat ini. Penyebabnya bermacam-macam, ada yang karena waktu pembuatannya yang lama atau bahan yang susah didapat.
Seperti kota lain di Sumatera, makanan Bengkulu lebih banyak bersantan, pedas, dan berani dalam menggunakan bumbu. Di Rumah Makan R2, yang spesial adalah masakan telur ikan kakap. Berapa pun disajikan, masakan ini selalu habis setelah lewat dari jam 12 siang. Jadi, supaya tidak kehabisan, banyak pelanggan yang telepon minta disisakan. Dalam sehari Lukman dan istri dapat mengantongi omzet sampai Rp 15 juta. Di tempat ini pelanggan tidak dilayani, namun mengambil sendiri nasi serta lauk pauk yang diinginkannya dan membayar setelah selesai makan. Jadi, yang diutamakan adalah kejujuran pelanggan.
Sambal tempoyak yang disediakan di rumah makan ini adalah salah satu yang selalu dicari pelanggan. Tempoyak yang digunakan harus dibuat dari durian yang benar-benar bagus, matang, dan manis. Durian lalu diambil dagingnya, tanpa diberi bumbu apa-apa, daging durian disimpan dalam tempat tertutup selama dua atau tiga hari. Rasanya manis dan sedikit asam. Setelah itu baru bisa diolah. Bukan hanya dijadikan sambal, tempoyak juga bisa dibuat untuk menjadi bumbu masakan lain, seperti pepes ikan dan ikan asam tempoyak.
ES DAWET DAGING LELE - MALANG : Menyulap Ikan Lele Yang Amis Menjadi Minuman Segar Kaya Karbohidrat Dan Protein.
Jika membicarakan es dawet, maka yang terbayang pasti minuman segar manis dan dingin penghilang dahaga. Kuahnya terbuat dari santan yang dipadukan dengan gula aren. Kemudian ada bulir-bulir cendol hijau yang terbuat dari tepung beras, bercampur dengan potongan buah nangka. Siapa pun yang meminum es ini, akan merasakan sensasi manis, gurih, dan sedikit cita rasa buah nangka. Jangan kaget ketika meminumnya hidung akan mencium aroma nangka yang harum.
Di Malang, ada pembuat es dawet yang berbeda. Bulir cendol tidak dibuat dari tepung beras, tapi daging ikan lele. Pembuatnya adalah warga Malang, Junaedi Wibowo. Di tangannya, ikan lele yang amis bisa disulap menjadi minuman segar yang kaya karbohidrat dan protein. Junaedi merintis usaha es dawet berbahan ikan lele sejak 2013. Es dawet lele di kota Malang dapat dinikmati di empat outlet yang tersebar di berbagai lokasi. Semuanya terletak di Jalan Teluk Bayur, Jalan Sigura-Gura, Night Market, dan Swalayan Ikan, Kota Malang.
Bila kita mencicipi es dawet lele ini, tidak ada sedikit pun aroma amis. Rasa amis hilang karena cendol berbahan dasar daging lele telah bercampur dengan tepung beras dan sagu. Hanya dengan merogoh kocek Rp 5 ribu, pembeli bisa memperoleh segelas es dawet lele. Jika ingin ditambah dengan nangka atau durian, harganya menjadi Rp 10 ribu. Dalam sehari, kapasitas produksi cendol lele mencapai 5 kilogram atau setara 350 gelas es dawet. Menurut Junaedi, ide membuat cendol berbahan dasar ikan lele dumbo berawal dari usahanya membudi daya ikan lele. Setiap dua pekan, dia bisa memanen 1,5 sampai 2 kuintal lele.
Stok lele yang melimpah ini lalu dimanfaatkannya. Junaedi yang juga seorang sarjana teknik mesin ini berpikir, bagaimana mengolah hasil panennya agar memiliki nilai tambah. Namun, Junaedi menuturkan, sebetulnya dirinya bukanlah yang pertama kali memperkenalkan es dawet lele. Inovasi ini dicetuskan oleh para peternak lele di Boyolali. Junaedi pun lalu difasilitasi oleh Dinas Pertanian untuk belajar ke sana. Selain belajar, ia juga mematangkan rencana pengembangan bisnis ini. Setelah itu, membangun niat dan kebersamaan untuk menjalankan bisnis es dawet lele.
Junaedi tak sungkan berbagi resep untuk menyulap daging lele yang amis menjadi minuman segar. Pertama-tama, daging lele dipisahkan dari tulangnya, kemudian dicuci bersih. Daging lele yang sudah bersih kemudian digiling lalu direndam air es selama lima menit. Perendaman ini berguna untuk memisahkan lemak, kandungan darah, dan protein ikan. Selama direndam, ketiga komponen tersebut terpisah sehingga terbentuk endapan daging.
Endapan daging itu kemudian diperas hingga tercipta bahan utama adonan. Adonan utama tersebut lalu dicampur dengan tepung beras dan sagu untuk menghasilkan cendol. Perbandingan tepung dan daging lele adalah 70:30 dalam satu kilogram adonan. Setelah itu, adonan dimasak dalam enam liter air selama 20 menit. Setelah masak, adonan yang masih hangat dicetak menjadi cendol dan direndam dalam air dingin. Air dingin membuat cendol menjadi kenyal secara alami.
Cendol yang sudah matang memiliki daya tahan sekitar 12 jam. Setelah lebih dari 12 jam, tekstur cendol akan berubah menyerupai bubur. Junaedi meyakinkan aroma amis hilang, karena serangkaian proses memasak di atas bisa menyamarkan aroma tersebut. Sebagai peluang bisnis, es dawet cendol menurut pria yang pernah bekerja di pertambangan ini, berprospek cerah, karena nyaris tidak ada pesaing. Maka, menurutnya, usaha ini harus terus dikembangkan. Keuntungan yang diperoleh bisa mencapai 40 persen dari modal. Sangat memuaskan.
Subscribe to:
Posts (Atom)
MOST RECENT
Join US on Facebook
Popular Posts
-
Restoran yang satu ini terletak di Jalan M. Syafei, Pasar Padang Panjang, sekitar 76 km dari Padang. Dari luar, bangunan ini tampak biasa sa...
-
Kuliner ini memang tidak setenar coto Makassar, tapi dijamin rasanya tak kalah hebat. Pallubasa namanya, biasa disingkat dengan nama Palbas...
-
Sejak beberapa tahun terakhir, nasi kucing mulai mengisi resto di Ibu Kota. Sejatinya nasi kucing itu dijual di gerobak-gerobak di Yogyakart...
-
Terletak di Jalan Nusa Indah III No. 01, Bandar Lampung, Restoran Cikwo menghadirkan aneka ragam masakan khas Lampung. Namun, bagi pelangga...
-
Berlokasi di kawasan Jalan Syiah Kuala, Lamdingin, Banda Aceh, Rumah Makan Syiah Kuala menawarkan cita rasa makanan tradisional yang terinsp...
-
Bila anda bertanya di mana pempek yang terkenal dan enak di Palembang, nama Pempek Beringin yang ada di Jalan Lingkaran I, Dempo, Palembang...
-
Berdiri sejak 1999, toko kerupuk kemplang 301 sebetulnya merupakan toko yang dibuka Hasan untuk meneruskan usaha orangtuanya, Ali Husin yan...
-
Tongseng adalah salah satu hidangan berbahan daging kambing yang populer saat makan di luar. Tongseng mempunyai riwayat hidup yang panjang. ...
-
Meski berada di jalan yang hanya bisa dilalui satu arah, Iga Bakar Si Jangkung selalu ramai dipenuhi pengunjung. Tempat makan ini terletak s...
-
Di Warung Madina, Banjar Baru, Kalimantan Selatan, tersaji beberapa menu sayur unik bagi pelancong. Sayur buah kalangkala, di antaranya, mem...
Blog Archive
-
▼
2017
(21)
-
▼
July
(7)
- PENGUGGAH SELERA UNIK DARI KALIMANTAN SELATAN
- SIROP KALAMANSI : Pelepas Dahaga Asal Bengkulu.
- KERIPIK IKAN BALEDANG : Oleh-Oleh Khas Bengkulu Da...
- KUE TAT - BENGKULU : Oleh-Oleh Khas Perpaduan Pie ...
- RUMAH MAKAN PADANG GUCI - BENGKULU : Mencicipi Ola...
- RUMAH MAKAN R2 - BENGKULU : Sajikan Masakan Khas B...
- ES DAWET DAGING LELE - MALANG : Menyulap Ikan Lele...
-
▼
July
(7)
Labels
- #semarang #angkringan #viral #angkringanviral #viralangkringan #semaranghits #semarangblogger #youtuber #jajanan
- JUAL BAWANG GORENG NABATI
- JUAL BOLU KUKUS KETAN ITEM
- kulinaer jawa barat
- KULINER BANDA ACEH
- KULINER BANDAR LAMPUNG
- KULINER BANDUNG
- KULINER BENGKULU
- KULINER BUKITTINGGI
- KULINER CIREBON
- KULINER GRESIK
- KULINER JAKARTA.
- KULINER JAWA TENGAH
- KULINER JAWA TIMUR
- KULINER KALIMANTAN SELATAN
- KULINER KALIMANTAN TIMUR
- KULINER MADURA
- KULINER MAGELANG
- KULINER MAKASSAR
- KULINER MALANG
- KULINER MALUKU
- KULINER MAMUJU
- KULINER MEDAN
- KULINER NTB
- KULINER NUSANTARA
- KULINER PADANG
- KULINER PALEMBANG
- KULINER PAPUA
- KULINER PONTIANAK
- KULINER SEMARANG
- KULINER SOLO
- KULINER SULAWESI
- KULINER SULAWESI BARAT
- KULINER SUMATERA BARAT.
- KULINER SUMATERA SELATAN
- KULINER TUBAN
- KULINER WONOGIRI
- KULINER YOGYAKARTA
- PESAN PANCAKE DUREN JAKARTA
- PESAN SAMBAL ROA JUDES