PICAL SIKAI - BUKITTINGGI : Menikmati Pecel Khas Minang.


Sesuai namanya, kedai yang terletak di Jl. Panorama 19C, Bukittinggi ini menyajikan pical atau dalam bahasa Indonesia berarti pecel. Sementara Sikai menandakan pemiliknya, yaitu Si Khairiyah yang mulai berjualan sejak 1948. Meski letaknya di dalam gang kecil tak jauh dari Lobang Jepang dan Taman Panorama, popularitas kelezatan pecel khas Minang di kedai ini sudah tersebar ke mana-mana. Bahkan, di kalangan wisatawan yang sedang berkunjung ke Bukittinggi, termasuk wisatawan mancanegara asal Malaysia. Bila hari libur tiba, Pical Sikai dipadati pembeli.

Menariknya, sayuran yang disajikan untuk pecel terbilang berbeda dibanding pecel Jawa. Pical berisi jantung pisang, daun lobak kol alias kol, pucuk ubi alias daun singkong, rebung yang diiris tipis, ditambah kerupuk merah khas Minang, lalu disiram kuah bumbu kacang. Bumbu kacangnya yang dibuat tanpa kencur pun rasanya tidak semanis bumbu pecel Jawa. Kalau menginginkan sarapan berkuah, katupek sayur alias ketupat bisa jadi pilihan di sini. Untuk camilannya, kedai ini menyediakan lamang tapai yang gurih dan manis. Lamang tak lain adalah beras ketan yang dibakar di dalam bumbung bambu, lalu disiram dengan tapai ketan hitam yang berkuah. 


Rasa tapai hasil fermentasi terasa agak tajam, tapi tidak membuat perut perih. Tapai ketan hitam ini dibuat sendiri oleh Pical Sikai, sedangkan lamangnya disuplai dari orang lain. Lamang yang mampu bertahan dua hari di suhu ruang ini tak jarang dibawa sebagai oleh-oleh saat wisatawan pulang ke kota asalnya. Seporsi pical harganya Rp 12.000, sama dengan seporsi lamang tapai yang berisi dua potong lamang. Sementara, katupek sayur cukup Rp 10.000 per porsi.

Meski banyak yang menjadikan pical dan lontong sayur sebagai menu sarapan, tak perlu khawatir kehabisan bila berkunjung ke Pical Sikal. Sebab, kedai yang dalam sehari bisa menghabiskan 300 porsi dari ketiga menunya ini buka pukul 08.00-18.00. Tak jarang, Pical Sikai dipesan untuk baralek atau acara pernikahan, acara kantor, dan lainnya. Kini, sehari-hari Pical Sikai dijalankan oleh tiga dari 11 anak Khairiyah, juga beberapa sepupu mereka.




No comments:

Post a Comment