#semarang #angkringan #viral #angkringanviral #viralangkringan #semaranghits #semarangblogger #youtuber #jajanan
Angkringan VIRAL Semarang : Menikmati Suasana Pesta Kebun dimalam hari
Terletak di halaman parkir hotel UTC Semarang. Di jalan Kelud Raya depan PDAM Sampangan Semarang. Sebuah konsep Angkringan yang sangat nyaman di ruang terbuka dengan aneka ragam penyajian menu yang enak dan nikmat. Menu sederhana yang sangat cocok dilidah dan harga yang sangat bersahabat.
Harga mulai dari Rp 2000 hingga Rp 15.000. ini tentu sesuai dengan kantong para mahasiswa dan para penikmat camilan di kota semarang. Aneka minuman yang cocok untuk suasanan malam. Jahe Asli. sebagai andalan untuk menghangatkan badan sekaligus menyehatkan.
Banyak sekali yang datang di malam hari. karena mereka sudah tahu meski bertempat di hotel harga kalau parkir tidak semahal yang dibayangkan. bahkan lebih murah dari parkir di pinggir jalan. Untuk sepeda motor hanya Rp.1000 dan mobil Rp 2000. harga tarif parkir flat. bukan tarif per-jam. tentunya ini makin membuat pengunjung merasa nyaman.
Banya acara kecil di lakukan disini. dari reuni kecil, pesta ulang tahun hingga selebrasi kecil bersama kawan kawan dan teman teman komunitas.
Yang menarik disini bisa dilakukan kontes hobby, dari hobby burung kicau mania, lomba tamiya, kontes anak-anak hingga anak muda. bahkan untuk tempat nongkrong youtuber semarang maupun blogger dari kota lumpia ini. karena fasilitasnya sangat mendukung. parkir yang luas, ruang terbuka yang luas dan ragam makanan dan minuman tersedia. pusat oleh oleh khas semarang dan tentunya suasana yang cozy dan cantik. layanan yang ramah dan bersahabat.
untuk temen-temen yang ingin hang out di kota semarang, jangan lupa mampir kesini ya.. sangat di rekomendasikan.
#semarang #angkringan #viral #angkringanviral #viralangkringan #semaranghits #semarangblogger #youtuber #jajanan
SOP UBI MAMUJU : KULINER DEKAT BANDARA.
Berada di belakang bandar udara Tampa Padang, Mamuju, sebuah tempat makan kecil dengan spanduk berwarna merah muda cukup menarik perhatian. Dari semua menu yang ditawarkan, sop ubi adalah menu yang membuat penasaran. Saat awal berdiri sejak 2011, warung ini sebenarnya tidak menyajikan sop ubi. Namun, menurut pengakuan Mariana Rahma, pemilik rumah makan, dirinya kemudian ingin memasukkan sop ubi ke dalam menu karena ingin memberi sesuatu yang unik bagi pelanggannya.
Dulu, ubi kayu yang dipakai dimasukkan dalam kuah sop dan dimasak sampai kuah mengental. Namun, karena tidak semua orang suka, Mariana melakukan perubahan terhadap resep. Ia memisahkan ubi kayu dari kaldunya, dan memilih untuk menggoreng ubi kayu secara terpisah. Seiring dengan waktu, ubi kayu yang digunakan dalam resep ternyata kurang disukai pelanggan. Mariana kemudian menggantinya dengan ubi manis goreng. Ternyata disukai, bahkan banyak yang membeli ubi gorengnya saja.
Beda dengan tempat lain, Mariana menggunakan ubi yang sudah mulai bertunas. Dengan begitu, ubi akan lebih terasa manis. Adonan tepungnya pun ia buat agar tipis dan renyah. Satu porsi sop ubi yang dihargai Rp 15.000 ini menjadi favorit pelanggan. Selain sop ubi, ibu beranak tiga ini juga menyajikan berbagai lauk pauk. Karena lokasinya dekat bandara, banyak karyawan bandara yang datang ke sini untuk makan siang. Sayangnya, aku Mariana, sejak ia tidak dapat tempat lagi di dalam bandara, jumlah pelanggannya sedikit berkurang. Selain itu, banyak pula yang kemudian menjual sop ubi seperti buatannya. Bahkan ada mantan karyawannya yang kemudian membuka tempat makan dengan menu yang sama.
KAPURUNG PALOPO CAK GETO : Perpaduan Ikan Segar Dan Sayuran Dalam Satu Mangkuk.
Penggunaan kata Cak sebagai awalan sebuah nama sangat identik dengan budaya Jawa Timur. Namun tidak dengan nama tempat makan di kawasan Jalan Pengayoman, Mamuju, Sulawesi Barat ini. Penggunaan kata Cak digunakan tak lebih demi menarik perhatian pelanggan. Sesuai dengan nama rumah makannya, Kapurung menjadi makanan utama yang disajikan dan dicari pelanggan di tempat ini. Kapurung yang ada di tempat ini memiliki aneka taburan seperti ikan, udang, dan ayam. Ikan yang digunakan sebenarnya tergantung dari hasil nelayan sekitar. Bisa saja yang digunakan adalah ikan lajang, cakalang, atau ikan berukuran kecil seperti teri yang biasa disebut mairo oleh orang lokal. Namun, di tempat ini, ikan mairo selalu tersedia demi kepuasan pelanggannya.
Kapurung yang disajikan dengan kuah kaldu ayam atau ikan ditambah berbagai jenis sayur seperti bayam, jagung, kacang panjang, dan jantung pisang itu semakin gurih dengan adanya campuran kacang tanah dalam campuran bumbunya. Bola-bola sagu menyerupai bakso di dalamnya membuat semangkuk kapurung cukup mengenyangkan. Jika kurang pedas dan asam, sambal serta irisan jeruk nipis mendampingi setiap porsi kapurung. Namun, bila ingin semakin meningkatkan rasanya, sambal mangga atau racca mangga dapat dipesan. Rasa asam mangga muda yang digunakan, tercampur dengan cabai, menjadikan setiap suapan kapurung semakin istimewa.
Selain kapurung, di tempat ini tersaji pula masakan khas Sulawesi seperti barobbo yaitu bubur yang terbuat dari jagung berisi sayuran seperti bayam dan labu. Untuk menambah kental, bubur jagung ditambah bubur nasi secukupnya. Ada pula masakan bernama parede yakni masakan ikan asam pedas. Asam masakan ini bukan berasal dari cuka atau asam jawa, namun menggunakan patikala atau parutan mangga muda.
Pengalaman mencoba kuliner di tempat ini semakin lengkap jika memesan paco. Sebuah masakan yang jarang ditemui dan menghadirkan sensasi baru bagi lidah. Makanan ini menyerupai sashimi atau cheviche. Paco dibuat dari irisan daging ikan mentah yang dicampur irisan mangga, cabai, dan cuka atau jeruk. Yang juga menjadi keistimewaan tempat ini adalah semua masakan baru dimasak ketika dipesan. Jadi, selalu menyajikan masakan yang segar.
MENIKMATI LEZATNYA IKAN ASAP DI WARUNG ANNISA 88 - MAMUJU
Walau ikan diasap tanpa menambahkan bumbu apa pun, wangi asap sabut kelapa ditambah tampilan ikan yang matang sempurna segera saja membangkitkan selera. Ikan yang tersedia di warung Annisa 88 bisa dibilang sesuai musim, sehingga bisa jadi tidak ada jenis ikan tertentu di warung ini. Ikan segar yang berlimpah di Mamuju membuat harga ikan terbilang ramah di dompet. Seekor ikan tuna asap berukuran sekitar 30 cm cukup dihargai Rp 25.000 saja. Sementara satu ekor ikan tongkol dengan panjang sekitar 25 cm dibanderol Rp 10.000.
Dua jenis sambal disediakan Nurhasnah, satu sambal dengan belacan atau terasi, satu lagi sambal dabu-dabu yang selain pedas juga terasa asam dan segar. Selain nasi, di tempat ini juga tersaji buras, semacam lontong tanpa isi yang terbuat dari beras. Ada pula jepa dan gogos. Jepa terbuat dari parutan ubi kayu, kadang juga dibuat dari sagu. Gogos seperti buras, namun memakai ketan. Kadang disediakan juga sokol ubi atau puti-puti. Terbuat dari singkong parut ditambah parutan kelapa. Sebelum dimasak, parutan ubi diperas lalu ditambah garam, kemudian dikukus sampai matang.
Jepa, berbentuk bulat pipih berwarna putih merupakan salah satu makanan pokok selain nasi bagi masyarakat setempat. Selain terbuat dari singkong, jepa kadang dibuat dari sagu. Teknik memasaknya cukup sederhana dan unik. Adonan jepa dimasak di atas alat masak berbentuk seperti piring tembikar tanpa menggunakan minyak. Untuk jepa yang terbuat dari singkong, adonannya ditambah parutan kelapa. Karena terbuat dari singkong atau sagu, jepa terasa sedikit kenyal. Tidak ada tambahan bumbu atau garam di dalam adonannya, sehingga jepa terasa hambar jika disantap begitu saja. Jepa lebih cocok dimakan menggunakan ikan masak. Ikan masak adalah masakan khas yang menyerupai sup. Ikan yang digunakan bisa beragam.
Yang menjadikan ikan masak ini unik adalah penggunaan mangga sebagai sumber asam. Kuahnya tidak kental, melainkan encer dan terasa gurih. Disantap saat makan siang, di udara yang panas, sungguh terasa pas. Kuah panas yang pedas dan sedikit asam itu membuat keringat pun mulai bercucuran. Mangga yang digunakan untuk masakan ini adalah mangga muda, diiris kecil lalu dijemur selama tiga hari sebelum digunakan. Gurihnya berasal dari bumbu seperti bawang bombay dan lainnya. Dan minyak yang digunakan untuk memasak adalah minyak kelapa asli.
Warung yang diwarisi Nurhasnah dari sang ayah ini sudah beroperasi lebih dari 20 tahun. Nurhasnah sendiri baru mengelola warung ini sejak 2010. Ikan asap memang menjadi menu utama di warungnya. Ikan sengaja dimasak menggunakan asap karena memasak ikan dengan asap membuat tampilan ikan tidak rusak. Hanya sekitar 15-20 menit diasap, daging ikan jadi lebih kenyal. Setiap hari, Nurhasnah bisa menghabiskan ikan beragam jenis dengan berat total 50 kilogram. Dari berbagai jenis ikan asap, ikan batu atau buntut kuning menjadi favorit pelanggan. Harganya pun lebih mahal karena ikan ini memiliki tekstur daging yang mirip dengan kepiting. Sebelum dimasak, ikan tidak dikasih bumbu atau garam. Karena bila dikasih garam justru daging ikan akan jadi keras. Sebelum dimakan, ikan asap bisa diberi sambal sesuai selera. Kalau kurang pedas, Nurhasnah bisa membuatkan sambal lombok jeruk.
Satu lagi kelebihan ikan asap adalah lebih awet jika dibawa sebagai oleh-oleh. Nurhasnah menjamin selalu menggunakan ikan segar demi menjaga kualitas. Banyak pelanggan membawa ikan asap pulang ke daerah asalnya seperti Surabaya dan Jakarta. Walau tanpa pengawet, ikan asap bisa tahan 2 hari tanpa perlu masuk kulkas. Rasanya pun tidak berubah. Nurhasnah juga bercerita, walau warungnya sederhana, pernah disambangi pelanggan istimewa seperti bupati dan gubernur.
MENIKMATI KULINER TUBAN : DARI KEPALA IKAN GABUS HINGGA DAGING MENTHOK.
Tidak hanya dikenal dengan batik nuansa pesisiran yang mempesona, Tuban, Jawa Timur, juga memiliki beragam kuliner yang mampu menggoyang lidah. Sebut saja garang asem endas manyung, serta becek menthok yang segar. Tak ketinggalan oleh-oleh sari laut khas Tuban.
GARANG ASEM ENDHAS MANYUNG PAK JOKO
Di siang hari yang terik, di sebuah warung sederhana di Desa Mondokan, Tuban, Jawa Timur, para pembeli terlihat tengah asyik menikmati sajian garang asem endhas manyung yang dihidangkan. Mereka terlihat lahap menyantap kepala ikan berkuah. Sampai-sampai tak peduli segala hal di sekitar mereka. Itulah gambaran suasana sehari-hari di warung makan Garang Asem Endhas Manyung Pak Joko. Endhas manyung atau dalam bahasa Indonesia berarti kepala ikan jambal. Sehari-hari, warung itu memang dipenuhi pembeli, baik dari wilayah Tuban maupun pembeli dari Jakarta yang kebetulan tengah melintas di Tuban dan menyempatkan diri mampir untuk menikmati kuliner bercitarasa segar tersebut.
Apalagi pada saat udara panas seperti saat itu, sangat cocok menikmati masakan berkuah. Selain daging ikan yang terasa gurih lembut, kuahnya pun terasa asam pedas, sehingga segarnya terasa di lidah. Karena itu, saat ingin datang ke warung ini, jangan lewat dari jam satu siang karena kemungkinan sudah habis. Warung ini berdiri sejak tahun 2010 lalu dan sejak itu pula makin hari jumlah pembelinya makin meningkat. Di Tuban sendiri, sebetulnya ada beberapa tempat yang menjual menu garang asem endhas manyung, tapi di warung inilah yang paling ramai.
Garang asem endhas manyung memang hanya menggunakan bagian kepala ikan jambal, sedangkan bagian lain lebih banyak diolah sebagai ikan asin. Ikan asin jambal sendiri memang terkenal karena dagingnya yang tebal dan empuk. Nah, bagian kepalanya kemudian dijual terpisah dengan dibuat menu endhas manyung. Ikan manyung yang dimasak garang asem itu biasanya ikan berukuran besar. Ada 3 ukuran ikan jambal yang dijual di pasaran, yakni ukuran kecil yang per kepala beratnya mencapai 0,5 kilogram, ukuran sedang dengan berat 1 kilogram, dan yang paling besar atau jumbo berukuran berat sekitar 1,5 kilogram. Harganya, yang paling kecil Rp 35.000, ukuran sedang Rp 60.000, dan Rp 80.000 untuk yang jumbo.
Meski yang dimasak hanya bagian kepala, jangan dikira isinya cuma tulang belulang. Di sela-sela bagian tulang, terdapat cukup banyak daging. Justru asyiknya makan kepala ikan itu karena menggerogori daging lembut di antara tulang-tulangnya. Saking ramainya, sehari-hari warung ini bisa menghabiskan sekitar 2 kuintal kepala ikan segar yang dipasok dari para nelayan Tuban dan Brondong, Lamongan, Jawa Timur. Khusus untuk hari Sabtu dan Minggu pasokannya lebih besar lagi, sebab pembeli yang datang juga makin banyak.
Kenapa garang asem di warung Garang Asem Endhas Manyung Pak Joko menjadi jujugan paling favorit di antara para penjual garang asem kepala manyung lainnya ? Ada beberapa alasan. Pertama, ikan yang dimasak di warung ini selalu ikan segar yang baru didapat dari para nelayan. Kedua, ikan pada racikan garam asem yang disajikan tidak dimasak pagi hari atau sebelum warung buka, tetapi dimasak begitu pembeli datang. Jadi, di pagi hari hanya membuat kuahnya saja. Begitu ada pembeli, baru kepala ikan dimasak bersama kuah dan disajikan dalam keadaan panas. Pembeli pun tidak perlu menunggu lama. Hanya 15 menit. Dalam satu kali memasak, hanya dibuat untuk empat sampai lima porsi. Kalau ada pembeli yang datang lagi, baru dimasak lagi, begitu seterusnya. Inilah yang membedakan masakan di warung lain yang biasanya kepala ikan manyung sudah dimasak sejak pagi hari.
Soal bumbu, sebenarnya tidak ada yang istimewa, bahkan antara warung yang satu dengan warung lainnya hampir sama, yakni bawang merah dan bawang putih, cabai, kunyit, lengkuas, serta asam segar. Hanya saja takaran satu warung dengan yang lain pasti berbeda. Perbedaan itulah yang membuat cita rasanya menjadi berbeda pula.
BECEK MENTHOK BU SUYATI
Satu lagi makanan khas Tuban adalah becek menthok. Makanan ini secara tampilan tidak beda jauh seperti kari ayam yang berkuah. Tetapi, soal rasa berbeda. Banyak orang yang sulit membedakan menthok dengan bebek. Meski habitatnya sama, tetapi secara fisik keduanya berbeda. Menthok berbulu putih dan badannya lebih bongsor, sementara bebek berbulu cokelat dengan leher panjang. Salah satu warung penjual becek menthok yang cukup dikenal di Tuban adalah Becek Menthok Bu Suyati di Jalan Bogorejo. Karena sudah berdiri sejak tahun 1998, banyak orang, termasuk yang datang dari luar kota sudah tak asing lagi dengan tempat ini.
Menurut Suyati, sang empunya warung, dahulu menu menthok jarang disukai oleh masyarakat umum. Pasalnya, kesan yang tertanam adalah menthok itu menjijikkan, rasanya amis, hingga tidak layak konsumsi. Padahal dilihat dari habitatnya, tak ada perbedaan antara menthok, bebek, serta ayam. Karena itulah, dulunya menthok hanya dijadikan tambul atau makanan pendamping bersama nasi jagung, untuk orang minum tuak. Selain itu hampir tidak ada. Tetapi dengan banyaknya orang yang merendahkan daging menthok, Suyanti justru makin tertantang mengolah daging menthok menjadi sajian yang memiliki rasa melebihi nikmat daging unggas lainnya.
Dati situ, Suyati bereksperimen menciptakan menu becek menthok yang sudah ada dengan formula bumbu hasil olahan sendiri sehingga terasa nikmat di lidah. Dan akhirnya, ibu empat anak ini memang berhasil menemukan bumbu becek menthok yang enak, termasuk cara agar daging menthok tidak amis, empuk, dan gurih. Di antaranya, setelah daging menthok dibersihkan, dipotong-potong kemudian direbus di dalam air panas yang diberi daun serai dan daun jeruk supaya tidak amis, serta ditambahi kemiri dan bawang putih yang ditumbuk. Tujuannya agar daging lebih gurih dan lembut. Setelah ditiriskan, barulah daging dimasak becek dengan bumbu cabai, bawang merah, bawang putih, merica, ketumbar, serta dimasukkan beberapa batang kayu manis dan beberapa butir cengkeh.
Suyati berani menjamin bisa memasak daging menthok sehingga jauh lebih lezat dibanding daging lain seperti ayam, bebek, atau daging sapi sekalipun. Termasuk kaldu menthok yang dia buat rasanya juga gurih sekali. Suyati mematok harga Rp 20.000 untuk satu porsi becek menthok dengan sepiring nasi. Saat ini, pelanggan Suyati datang dari berbagai daerah. Apalagi saat Lebaran atau hari libur besar, biasanya warga Tuban yang berada di perantauan datang untuk menikmati becek menthok di warungnya. Dan ketika mereka balik ke tempat kerjanya, misalnya ke Papua, Jakarta, atau Surabaya, biasanya mereka menyempatkan minta dibungkus untuk dibawa ke sana.
Persoalan yang kerap dialami Suyati adalah, mencari daging menthok tidak semudah mencari daging ayam, bebek, atau sapi. Daging menthok sangat terbatas di pasaran sehingga kalau pas kosong sampai harus didatangkan dari Lamongan atau kota lain. Sekarang, dalam sehari rata-rata Suyati menghabiskan 20 ekor menthok.
OLEH-OLEH SARI LAUT
Jika kebetulan anda tengah berkunjung atau melewati Tuban, cobalah menyempatkan diri menikmati berbagai menu kuliner khas di sana. Dan jangan lupa, ketika pulang sempatkan diri untuk membeli oleh-oleh khas Tuban. Tuban merupakan kawasan di pesisir Pantai Utara yang sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Tak heran, jenis buah tangan yang mendominasi toko oleh-oleh adalah makanan yang dihasilkan dari hasil laut.
Salah satu toko yang cukup besar dan menjual berbagai aneka oleh-oleh sari laut di Tuban adalah toko Asih. Toko tersebut letaknya di Jalan RE. Martadinata yang sangat strategis karena berada di pinggir jalan utama Surabaya - Jakarta dan berhadapan langsung dengan laut Jawa. Lasmi, pemilik toko Asih menjelaskan, bahwa tokonya yang berdiri sejak tahun 1988 tersebut menyediakan berbagai hasil laut berkualitas. Mulai kerupuk ikan, ikan asin, abon ikan, teripang, petis, dan masih banyak lagi. Namun menurut Lasmi, yang selalu dicari pelanggan saat datang ke Tuban adalah kecap cap Laron dan terasi yang sangat enak dan tidak ada di tempat lain.
Lasmi menambahkan, mereka yang dayang ke Tuban atau rombongan dari Jakarta yang melintas di depan tokonya seringkali mampir untuk memborong oleh-oleh. Sebab, selain tokonya menyediakan barang yang berkualitas, lokasi tokonya juga sangat strategis, sehingga mereka dengan mudah singgah.
BECEK MENTHOK BU SUYATI
Menurut Suyati, sang empunya warung, dahulu menu menthok jarang disukai oleh masyarakat umum. Pasalnya, kesan yang tertanam adalah menthok itu menjijikkan, rasanya amis, hingga tidak layak konsumsi. Padahal dilihat dari habitatnya, tak ada perbedaan antara menthok, bebek, serta ayam. Karena itulah, dulunya menthok hanya dijadikan tambul atau makanan pendamping bersama nasi jagung, untuk orang minum tuak. Selain itu hampir tidak ada. Tetapi dengan banyaknya orang yang merendahkan daging menthok, Suyanti justru makin tertantang mengolah daging menthok menjadi sajian yang memiliki rasa melebihi nikmat daging unggas lainnya.
Dati situ, Suyati bereksperimen menciptakan menu becek menthok yang sudah ada dengan formula bumbu hasil olahan sendiri sehingga terasa nikmat di lidah. Dan akhirnya, ibu empat anak ini memang berhasil menemukan bumbu becek menthok yang enak, termasuk cara agar daging menthok tidak amis, empuk, dan gurih. Di antaranya, setelah daging menthok dibersihkan, dipotong-potong kemudian direbus di dalam air panas yang diberi daun serai dan daun jeruk supaya tidak amis, serta ditambahi kemiri dan bawang putih yang ditumbuk. Tujuannya agar daging lebih gurih dan lembut. Setelah ditiriskan, barulah daging dimasak becek dengan bumbu cabai, bawang merah, bawang putih, merica, ketumbar, serta dimasukkan beberapa batang kayu manis dan beberapa butir cengkeh.
Suyati berani menjamin bisa memasak daging menthok sehingga jauh lebih lezat dibanding daging lain seperti ayam, bebek, atau daging sapi sekalipun. Termasuk kaldu menthok yang dia buat rasanya juga gurih sekali. Suyati mematok harga Rp 20.000 untuk satu porsi becek menthok dengan sepiring nasi. Saat ini, pelanggan Suyati datang dari berbagai daerah. Apalagi saat Lebaran atau hari libur besar, biasanya warga Tuban yang berada di perantauan datang untuk menikmati becek menthok di warungnya. Dan ketika mereka balik ke tempat kerjanya, misalnya ke Papua, Jakarta, atau Surabaya, biasanya mereka menyempatkan minta dibungkus untuk dibawa ke sana.
Persoalan yang kerap dialami Suyati adalah, mencari daging menthok tidak semudah mencari daging ayam, bebek, atau sapi. Daging menthok sangat terbatas di pasaran sehingga kalau pas kosong sampai harus didatangkan dari Lamongan atau kota lain. Sekarang, dalam sehari rata-rata Suyati menghabiskan 20 ekor menthok.
OLEH-OLEH SARI LAUT
Salah satu toko yang cukup besar dan menjual berbagai aneka oleh-oleh sari laut di Tuban adalah toko Asih. Toko tersebut letaknya di Jalan RE. Martadinata yang sangat strategis karena berada di pinggir jalan utama Surabaya - Jakarta dan berhadapan langsung dengan laut Jawa. Lasmi, pemilik toko Asih menjelaskan, bahwa tokonya yang berdiri sejak tahun 1988 tersebut menyediakan berbagai hasil laut berkualitas. Mulai kerupuk ikan, ikan asin, abon ikan, teripang, petis, dan masih banyak lagi. Namun menurut Lasmi, yang selalu dicari pelanggan saat datang ke Tuban adalah kecap cap Laron dan terasi yang sangat enak dan tidak ada di tempat lain.
PENGUGGAH SELERA UNIK DARI KALIMANTAN SELATAN
Di Warung Madina, Banjar Baru, Kalimantan Selatan, tersaji beberapa menu sayur unik bagi pelancong. Sayur buah kalangkala, di antaranya, memiliki rasa asam yang kuat. Sayur ini hanyalah berupa buah kalangkala yang disiram air hangat, diberi bumbu garam, bawang merah, dan bawang putih. Ada juga sayur bunga tigaron. Tigaron dikenal pula dengan nama sempal wadak atau sibaluak. Sayur bunga tigaron terasa asam dan sedikit pahit, membangkitkan nafsu makan. Untuk mengurangi rasa pahitnya, maka bunga tigaron harus direndam selama tiga hari sebelum dimasak.
Kalangkala dan tigaron tumbuh liar di Kalimantan Selatan. Orang suku Banjar di Kalimantan Selatan tak terbiasa memakan buah kalangkala tanpa disayur. Buah kalangkala bisa didapatkan di Pasar Nagara di Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Bila membeli eceran, dengan harga Rp 30 ribu bisa mendapatkan 200 biji. Jika membeli secara grosir, satu plastik kontainer seharga Rp 35 ribu-Rp 45 ribu.
Selain Kalangkala dan tigaron, di pasar tersebut ada juga buah binjai dan hambawang. Bentuknya seperti buang mangga. Kedua buah itu biasanya diiris untuk dicampur dengan sambal. Rasa asam binjai dan hambawang memberi sensasi di lidah bercampur dengan pedasnya sambal. Ada pula buah kecapi yang rasanya kecut sekali. Di Kapuas, Kalimantan Tengah, kecapi disebut sentul. Biasanya diambil dagingnya untuk dibuat rujak.
SIROP KALAMANSI : Pelepas Dahaga Asal Bengkulu.
Banyaknya pohon jeruk kalamansi di Bengkulu ternyata mampu memberikan berkah tersendiri. Dulu, buah jeruk kalamansi belum ada nilai ekonomisnya. Paling buahnya hanya digunakan untuk membersihkan ikan atau membuat sambal. Sampai kemudian di akhir 2001, Emiyati mencoba membuat sirop dari buah jeruk kalamansi.
Kebetulan lembaga pertanian tempat suaminya bekerja memberi pelatihan mengenai pembuatan sirop dari jeruk kalamansi ini. Dari situlah, Emi terpacu memberikan nilai tambah pada buah jeruk ini dan mulai memproduksi sirop. Kendalanya, orang Bengkulu sendiri belum banyak yang mengenal jeruk kalamansi. Belum lagi ketika itu kemasannya yang mirip minyak goreng curah. Emi hanya bermodal Rp 250.000 untuk membeli gula dan jeruk. Awalnya, sekali masak ia hanya membuat dua liter saja. Jelas, itu membuatnya rugi.
Namun, Emi tidak menyerah. Dia merasa yakin jika suatu saat nanti sirop ini pasti bisa disukai, karena rasanya enak. Satu per satu produsen sirop yang mengikuti pelatihan memilih untuk mundur dan menutup usaha. Tapi Emi tetap memilih lanjut, walau ia pernah membuang tiga jeriken sirop,-satu jeriken berisi 35 liter, karena memang tidak laku dan sudah rusak.
Tahun 2004, dengan modal seadanya ditambah uang pinjaman dari keluarga, terbelilah botol plastik untuk menjadi kemasan sirop. Tahun 2010, sirop kalamansi baru booming. Jumlah pesanan terus meningkat sedikit demi sedikit. Emi bahkan juga sempat mengirim ke beberapa daerah di luar Bengkulu. Misalnya, Jakarta, Palembang, Jambi, Lampung, Medan, Bogor, dan lain-lain. Kini, Emi bisa menghasilkan sirop jeruk kalamansi sebanyak 150 liter per minggu.
Sirop jeruk kalamansi buatan Emiyati yang berwarna keemasan seperti madu ini dibuat dari gula pasir asli. Manis dan asam dari jeruk, serta wangi jeruk kalamansi yang kuat memberi kesegaran pada setiap gelasnya. Dalam perkembangan usahanya, selain memproduksi sirop, kini Emiyati juga memproduksi minuman jeruk kalamansi siap minum.
Subscribe to:
Posts (Atom)
MOST RECENT
Join US on Facebook
Popular Posts
-
Restoran yang satu ini terletak di Jalan M. Syafei, Pasar Padang Panjang, sekitar 76 km dari Padang. Dari luar, bangunan ini tampak biasa sa...
-
Kuliner ini memang tidak setenar coto Makassar, tapi dijamin rasanya tak kalah hebat. Pallubasa namanya, biasa disingkat dengan nama Palbas...
-
Sejak beberapa tahun terakhir, nasi kucing mulai mengisi resto di Ibu Kota. Sejatinya nasi kucing itu dijual di gerobak-gerobak di Yogyakart...
-
Terletak di Jalan Nusa Indah III No. 01, Bandar Lampung, Restoran Cikwo menghadirkan aneka ragam masakan khas Lampung. Namun, bagi pelangga...
-
Berlokasi di kawasan Jalan Syiah Kuala, Lamdingin, Banda Aceh, Rumah Makan Syiah Kuala menawarkan cita rasa makanan tradisional yang terinsp...
-
Bila anda bertanya di mana pempek yang terkenal dan enak di Palembang, nama Pempek Beringin yang ada di Jalan Lingkaran I, Dempo, Palembang...
-
Berdiri sejak 1999, toko kerupuk kemplang 301 sebetulnya merupakan toko yang dibuka Hasan untuk meneruskan usaha orangtuanya, Ali Husin yan...
-
Tongseng adalah salah satu hidangan berbahan daging kambing yang populer saat makan di luar. Tongseng mempunyai riwayat hidup yang panjang. ...
-
Meski berada di jalan yang hanya bisa dilalui satu arah, Iga Bakar Si Jangkung selalu ramai dipenuhi pengunjung. Tempat makan ini terletak s...
-
Di Warung Madina, Banjar Baru, Kalimantan Selatan, tersaji beberapa menu sayur unik bagi pelancong. Sayur buah kalangkala, di antaranya, mem...
Labels
- #semarang #angkringan #viral #angkringanviral #viralangkringan #semaranghits #semarangblogger #youtuber #jajanan
- JUAL BAWANG GORENG NABATI
- JUAL BOLU KUKUS KETAN ITEM
- kulinaer jawa barat
- KULINER BANDA ACEH
- KULINER BANDAR LAMPUNG
- KULINER BANDUNG
- KULINER BENGKULU
- KULINER BUKITTINGGI
- KULINER CIREBON
- KULINER GRESIK
- KULINER JAKARTA.
- KULINER JAWA TENGAH
- KULINER JAWA TIMUR
- KULINER KALIMANTAN SELATAN
- KULINER KALIMANTAN TIMUR
- KULINER MADURA
- KULINER MAGELANG
- KULINER MAKASSAR
- KULINER MALANG
- KULINER MALUKU
- KULINER MAMUJU
- KULINER MEDAN
- KULINER NTB
- KULINER NUSANTARA
- KULINER PADANG
- KULINER PALEMBANG
- KULINER PAPUA
- KULINER PONTIANAK
- KULINER SEMARANG
- KULINER SOLO
- KULINER SULAWESI
- KULINER SULAWESI BARAT
- KULINER SUMATERA BARAT.
- KULINER SUMATERA SELATAN
- KULINER TUBAN
- KULINER WONOGIRI
- KULINER YOGYAKARTA
- PESAN PANCAKE DUREN JAKARTA
- PESAN SAMBAL ROA JUDES